(by: seragam123@yahoo.co.uk)
Ceritanya berawal pada ketika saya mulai
menginjak SMA, mulai saat itu saya sangat suka sekali atau istilahnya
terangsang sekali dengan orang yang berseragam. Saya tidak tahu kenapa
tapi itulah kenyataannya. Baik itu dengan sesama teman sekolah, satpam,
orang kantor berdasi, militer atau bahkan polisi dll.. (asal jangan
hansip saja, he, he, he..)
Semasa remaja saya pun mengalami seperti remaja remaja ibukota
lainnya yaitu berpacaran dengan gadis-gadis satu sekolah dan itu
berlanjut sampai saya kuliah. Tapi di balik rasa suka dengan wanita,
tidak tahu aneh atau apa, saya pun suka dengan sosok pria, apalagi yang
memakai seragam terutama sosok polisi yang gagah dengan kemeja
dinasnya, walaupun tidak perlu berbadan atletis ataupun kekar seperti
binaragawan pada umumnya. Saya suka yang bersifat kebapakan, perut agak
gendut pun tidak bermasalah bagi saya. Apalagi memiliki kumis atau
brewok tipis. Saya tidak tahan membayangkannya! Sampai sekarang saya
tidak bisa habis membayangkan kalau saja barang saya dimainkan oleh
(misalnya saja) seorang polisi yang lengkap sedang memakai seragam
dinasnya. Uaah..
Dan cerita yang akan saya tuliskan ini benar benar berawal dari
Masa pertemuan saya dengan seorang Om yang benar-benar membangkitkan
libido saya, begini ceritanya..
Suatu hari di salah satu mall yang ada di Jakarta, seperti bisaanya
sehabis pekan atau Sabtu, ketika saya sedang off kerja, saya
menyempatkan diri mampir ke mall tersebut dengan maksud hanya
berjalan-jalan. Lalu ketika saya sempat menyantap restoran fast food
yang ada disana plus minum, seperti bisaa ada keinginan untuk membuang
air kecil di WC yang letaknya tidak jauh dari situ. Dan sayapun kesana
untuk segera melakukan itu. Di tengah-tengah saya sedang membuang air
kecil, tanpa saya sadari ada satu sosok pria yang juga sedang kencing
sedang memperhatikan saya dan kemaluan saya. Dan sosok itu tepat
berdiri di samping saya. Dengan rasa ragu dan takut, ya karena belum
pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya, sayapun tidak berani
berlama-lama di WC tersebut. Setelah mencuci tangan dan muka, sayapun
keluar.
Ternyata dugaan saya benar, pria tersebut yang lumayan sudah agak
tua (mungkin sekitar 60 tahun umurnya dan saya pada waktu itu berumur
20 tahun) mengikuti langkah saya kemanapun saya pergi. Akhirnya setelah
diikuti beberapa menit olehnya, sayapun ingin berlari karena rasa takut
mungkin ingin dirampok atau dipalak dan semacamnya. Ternyata pria itu
tidak kuat untuk mengejar saya dan memanggil saya dari kejauhan.
"Dik, tolong saya!", katanya lumayan kencang.
Saya bingung bercampur heran, lalu rasa kemanusiaan saya membuat saya untuk mendekatinya dan bertanya.
"Kenapa Om ikutin saya terus sih?"
Dengan tanpa rasa basa basi dia langsung menjawab, "Karena saya suka kamu!".
Saya bingung hampir tidak percaya. Lalu dia mengajak saya untuk
berjalan-jalan di mall tersebut sembari ngobrol kesana kemari, baik
tentang hobi, wanita, olahraga bahkan games. Sepertinya dia mengerti
segalanya tentang kegiatan yang ada di dunia ini.
Tidak lama kita berjalan akhirnya dia berhenti di salah satu toko
yang berukuran lumayan besar. Saya bingung dan akhirnya dia mengatakan
kalo ini adalah toko miliknya. Sayapun mengangguk dan diajak Masuk
serta diperkenalkan dengan semua anak buahnya yang ada di tokonya
tersebut. Diapun menyuruh saya duduk di bagian dalam dan dia mengambil
sepasang gelas berisikan air putih. Diapun duduk di samping saya dan
kembali bercerita kalau dia sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Saya
pun bingung dan bertanya mengapa kalau sudah punya keluarga apalagi
anak, kok menyukai saya.
Diapun tersenyum dan menjawab, "Siapa yang suka kamu?".
Hening sesaat dan kembali menyambung pembicaraannya, "Saya suka kontol kamu!"
Bagaikan disambar petir saya kaget dan diapun tau akan reaksi saya dan kembali berbicara.
"Tenang, dulu sayapun begitu, tapi setelah bertambahnya umur saya
menyadari kalau diri saya biseks, suka wanita, juga suka pria, seperti
kamu!".
Saya bingung dan kembali bertanya bahwa tahu darimana dia tentang diri saya karena ini baru pertama kalinya kami bertemu.
Dia kembali menjawab, "Saya bisa melihat orang dari fisiknya apalagi matanya, gak mungkin bohong!"
Sayapun menunduk malu dan berkata, "Iya Om, tapi sumpah sampai
detik ini saya belum pernah sekalipun bermain apalagi bercinta dengan
wanita apalagi pria, takut kena penyakit".
Dia pun tertawa mendengarnya.
Dan dia menyambung, "Besok jam 8 pagi tepat datanglah kemari, Om akan tunggu kamu di sini."
"Saya akan membuatmu merasakan nikmatnya surga dunia!" Sayapun
mengangguk tanda setuju dan setelah beberapa menit kita mengobrol
sayapun pamit untuk pulang.
"Tepat jam 8 pagi? Apa sudah buka mall sepagi itu?", pikirku.
Ah tanpa banyak pikiran, saya pun melacu kencang motor saya untuk
sampai di mall tersebut. Setelah memarkir motor yang memang Masih
benar-benar sepi di perparkiran itu. Saya beranjak turun dan Masuk dari
pintu Masuk yang memang Masih gelap tapi sudah dibuka. Akhirnya saya
sudah tiba di tokonya yang memang ternyata Om yang bernama Peter ini
sudah gelisah menunggu saya dari tadi.
"Kok lama?" tanyanya.
"Enggak lah Om, baru jam 8 lewat 5!"
Tanpa basa basi lagi saya ditarik Masuk lalu dikuncinya toko yang
berpintu kaca itu dari luar kemudian digiringnya saya ke pojok toko
yang berbentuk L itu sehingga orang manapun tidak dapat melihat apa
yang akan kami lakukan didalam dari luar.
Wah, pagi ini Om Peter keliatan gagah disbanding kemarin yang Cuma
memakai T-shirt. Pagi ini ia memakai kemeja putih tangan pendek dibalut
dengan singlet didalamnya serta celana bahan warna coklat tua. Keren
sekali menurut saya karena di umurnya yang sudah lebih dari setengah
abad, ia masih nampak gagah. Ia mendorongkan tubuh saya ke pojok yang
paling pojok dengan kemudian menciumi leher saya dan mulai membuka
kancing kemeja saya satu persatu sampai TELANJANG DADA kemudian
menjilati puting saya, aahh.. Saya menggelinjang. Saya pun bertanya
bahwa saya mau diapakan. Om Peter menjawab, "Kubawa melayang jauh ke
awan!" Saya pun terdiam karena rasa enak karena dijilat dan
dipegang-pegang oleh tangannya yang macho membuat semua dunia terasa
berputar dan tanpa terasa batang sudah mengeras ke puncaknya.
Tanpa basa basi Om Peter seperti sudah merasakan adanya tegangan
tinggi dalam diri saya, dia pun membuka retsleting celana saya, membuka
ban pinggang serta langsung menelanjangi diri saya bulat-bulat. Dan
untuk pertama kalinya saya telanjang bulat di depan seorang pria yang
baru saya kenal. Saya pun pasrah, rasa enak dan nikmat mengalahkan akal
sehat. Dia pun membuka kemeja putihnya satupersatu singlet seksi yang
ternyata merk Rider itu dibiarkan dipakai, lalu dibukanya celana
panjang serta CD miliknya, ternyata batangnya tidak begitu keras,
mungkin karena faktor usia menentukan, tapi besar sekali dengan bulu
yang tercukur rapi seperti saya punya. Saya suka pria seperti Om Peter,
dari lekuk tubuhnya dapat diketahui bahwa pada mudanya ia pasti gagah,
bentuk tubuhnya yang tinggi besar, tapi perutnya agak sedikit
membuncit, pasti karena factor usia juga. Ada sedikit kumis dan brewok
tipis yang baru tercukur rapi.
Dia dengan ganasnya menciumi semua tubuh saya dan kemudian saya
disuruh tiduran di lantai dengan matras tipis yang memang sengaja ia
sediakan sebelumnya. Kembali ia menciumi tapi kali ini ia mulai
memainkan tangan kokohnya ke bagian paling sensitive di tubuh gua, rasa
enak bercampur geli kembali menyatu dalam diri gua. Gua pasrah pagi
ini, sangat pasrah sekali. Mau apapun gua kasih dah, begitu pikir gua.
Tangan kanannya mulai mengocok pelan kencang pelan kencang. Sepertinya
Om Peter sudah ahli dalam menciumi menjilat dan memainkan tangannya.
Ah, betapa bahagia istrinya yang mendampinginya selama ini, ia pasti
diberikan nikmat surga dunia seperti yang diberikannya kepada saya.
Setelah puas mengocok turun naik kemudian giliran mulutnya ingin menghisap.
"Lu bener bersih kan?"
"Kalo Om ga percaya kenapa Om ajak saya? Gua sumpah Om, lu kira gua juga mau sembarangan!" kata gua sedikit marah.
"He he he lu jangan marah, gua juga tau dari pertama kali gua liat elu. Elu pasti anak baek-baek!", ujarnya sambil tersenyum.
Ia pun meneruskan permainan menjelajah yang hebat dengan memasukkan
batang kemaluanku ke mulutnya dan dikulumnya. aahh.. Rasa apa ini?
Tanyaku. Rasa enak bercampur geli bercampur menjadi satu, lebih nikmat
dari segala apa yang ada di dunia.
Saya menggelinjang ke kanan ke kiri. Tapi Om Peter dengan lihainya
meng-ORAL sehingga benar benar nikmat surga dunia yang gua rasakan.
Sampai akhirnya waktu tanpa terasa sudah jam 9 kurang 15.
"Om sudah mau jam 9 nih, entar karyawan Om pada datang lagi."
"Tenang, ini senjata gua paling terakhir!"
Dia menekan-nekan titik titik dalam tubuh saya, entah kenapa rasa
yang saya rasakan jauh lebih nikmat dari sebelumnya, dan dalam waktu
yang singkat serta dalam tempo yang sependek-pendeknya.
"Om saya sudah ga tahaan nih, mau keluar..!!"
"Iya kluarin aja, gua siap!" katanya.
Aahh.. Gua bener bener mau kluar dan dengan sigap dia langsung
menganga. lava putih hangat memuncrat ke dalam rongga mulut Om Peter,
ditelannya habis tanpa sisa begitu juga sisa lava yang menempel di
kepala batangku dijilatnya sampai habis. Wah, memang benar-benar nikmat
pagi ini. Terima kasih Om Peter, kataku.
"Lho, Om Peter sendiri engga mau dikluarin, Om?", tanyaku.
"Enggak perlu! Untuk orang seumur Om, lebih enak membuat orang keluar, he he".
Dia pun kembali memakai celana dalam, celana panjang serta kemeja
putihnya dan merapikan semua seperti seolah tidak terjadi apaapa di
dalam toko ini. Saya pun juga ikut memakai semua dan merapikan baju dan
celana saya. Kita pun mengobrol sampai akhirnya jam 9.30 karyawan Om
Peter berdatangan. Dan akhirnya saya pun pamit pergi.
Tapi sebelum berpamitan, saya berjanji untuk datang sesering
mungkin 'menjenguk' Om Peter. Ada satu nasehat berharga dari Om Peter
yang engga bakal saya lupain selamanya.
"Dik, kita begini karena nasib atau takdir kita, jangan menyesal
untuk menjadi seorang biseks, kita harus bangga dengan apa yang kita
miliki, tapi satu hal, elu juga musti kawin dan punya keturunan".
Mulai saat itu kami sering berhubungan mungkin seminggu sekali
karena jadwal kerja saya yang padat tapi selalu tepat jam 8 atau
mungkin lebih pagi dan tentunya Om Peter lebih jago memainkan tangan
dan mulutnya. Dia tidak keberatan saya menjadi seorang pasif. Dia lebih
senang akan itu, tapi sekarang Om Peter telah meninggal dunia karena
sakit tuanya. Tepatnya 2 tahun yang lalu dia meninggalkan saya untuk
selama-lamanya.
Sejak saat itu tidak ada satu orang pria pun yang dapat
menggantikan kedudukan Om Peterku tercinta. Barangkali diantara pembaca
ada yang berminat untuk berkenalan atau sesuai dengan persyaratan yang
saya inginkan, jangan segan untuk kirim email ke alamat saya
seragam123@yahoo.co.uk, setiap mail yang masuk pasti akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.
Pembaca yang budiman, saya tidak menyesal walaupun saya seorang biseks,
karena tidak semua orang memiliki 2 sifat sekaligus, betul gak pembaca?
Akhirnya, selamat jalan Om Peter..
Paling Populer Selama Ini
-
Minggu pagi, jalanan di Kota Malang sangatlah ramai. Banyak pria-wanita, tua-muda semua berjalan kaki ataupun jojing sekedar menghirup ud...
-
Namaku Suryati, biasa dipanggil Yati. Sejak berkeluarga dan tinggal di Jakarta aku selalu sempatkan pulang mudik menengok orang tua di Semar...
-
Pagi masih gelap saat kudengar ibu membangunkan aku yang terlelap. Seperti biasa aku hanya mengubah posisi berbaringku menjadi meringkuk. “T...
-
. Album Berikutnya
-
turkish: big mustache
-
lovedaddy.mobie.in
-
Ele militar...
-
Hari itu langit sudah menguning saat aku dan Verna tiba di rumahnya seusai main tenis bersama. Berhubung jalan ke rumahku masih macet karena...
-
http://fantasiasencomic.blogspot.com/ http://moredufukstation.blogspot.com/ selengkapny...
-
(by: juzoef@yahoo.com) Data survey yang telah kuolah hampir sembilan puluh persen selesai. Aku tinggal memberikan beberapa ulasan saja yan...
No comments:
Post a Comment