Pengalaman-pengalaman saya ini dimulai pada akhir tahun lalu, yang juga merupakan perkenalan pertama saya dengan sebuah Website cerita cerita dewasa. Sebelum kejadian-kejadian tersebut, saya adalah seorang ayah yang baik. Umur saya 42 tahun. Saya memiliki dua orang anak keduanya laki-laki. Anak saya terbesar Tony berumur 15 tahun di kelas tiga SMP, sedangkan si kecil Sandy masih berusia 4 tahun.
Istri saya sudah meninggal dunia, saat melahirkan anak kedua kami. Saya sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama di Malang. Saat ini saya bekerja sebagai staf Showroom Mobil.
Suatu sore, sekitar jam tiga dan saya baru saja bangun tidur. Sandy pura terkecilku masih tertidur di sebelah saya.Dari dalam kamar saya dapat mendengar suara komputer yang dimainkan anak saya Tony di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur saya. Kami berlangganan internet (saya sering juga browsing di internet dan mahir menggunakan komputer) dan sedangkan Tony sering sekali menggunakan komputer, tetapi saya tidak tahu persis apa yang dimainkan. Saya kira dia hanya main game saja. Pintu kamar saya agak terbuka.
Saya bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika saya menarik pintu, apa yang terlihat membuat saya tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati saya betul-betul terguncang. Walau agak kurang jelas, saya masih dapat melihat di layar komputer tampak dua pria kulit putih telanjang. Salah satu pria menghisap ujung batang kontol pria satunya yang tampak teracung. Saya menjadi kesal karena Tony yang masih anak-anak melihat hal-hal terlarang. Bahkan yang dilihatnya, situs porno adegan homoseks. Tetapi yang kemudian membuat saya shock adalah setelah saya menyadari bahwa Tony sedang mengurut-urut kontolnya. Dari dalam kamar saya dapat melihat resleting celana Tony terbuka dan celananya agak turun. Tony sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap kontolnya yang tampak berdiri tegang dan kaku.
Sejak dia disunat lima tahun yang lalu saya, hampir tidak pernah lagi melihat anak saya itu telanjang. Tony sudah dapat mengurus dirinya sendiri. Tinggi Tony sekitar 168 cm dengan berat 60. Samar-samar saya dapat melihat rambut kontolnya yang tampaknya masih sedikit. Saya betul-betul tercengang melihat semua ini. kontolnya memang tidak berukuran besar tetapi melihat demikian kakunya batang anak ini membuat saya tanpa sadar berdebar. Batang kontolnya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol kebiruan. Samar-samar saya dapat mendengar napasnya yang terengah. Tony sama sekali tidak menyadari bahwa saya sudah bangun dan melihat kelakuannya dari balik pintu.
Kejadian Tony membelai-belai kontolnya ini berlangsung terus selama lebih kurang empat-lima menit lamanya. Yang mengagetkan adalah reaksi dari dalam tubuh saya, ternyata jantung saya terasa berdebar keras menyaksikan batang kontol yang demikian kaku dan berwarna semakin merah, terutama bagian kepalanya. Pandangan saya beralih-alih dari gambar adegan mesum di layar komputer, ke batang anak saya sendiri yang terus diusap-usapnya. Gerakan tangannya semakin cepat dan mencengkeram bagian kontolnya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor. Kepala batang yang mengeras itu tampak diremas-remasnya. Astaga .., dari lubang di kontolnya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Tony dan dioles-oleskan ke seluruh kontolnya. Kini ia juga menekan-nekan dan meremas kantung pelir dan dimainkannya bolanya. kontol itu kini tampak basah dan berkilap. Napas Tony terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Entah karena apa, saya merasa nafsu birahi saya muncul, tubuh saya mulai gemetar dan darah mengalir di dalam tubuh dengan deras. Napas sayapun mulai tak teratur dan saya berusaha agar napas saya tak terdengar oleh Tony.
Apa yang saya lihat selanjutnya membuat saya sangat tergetar. Tubuh Tony tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kontol itu sekuat-kuatnya.
"Eeegh, heeggh .", Tony mengerang agak keras, dan ya ampun ..., yang tidak saya sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kontolnya terpancar cairan putih kental. Tony yang saya anggap anak kecil itu memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Tangan Tony mencengkeram kontol yang memerah itu dan menariknya sekuatnya ke pangkal batang. Ohhh .., kontol itu tampak kaku, tegang, urat-urat menonjol keluar, mani muncrat keatas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja saya merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Woww…ada apa gerangan denganku. Sorang ayah begitu tergetar melihat adegan anak sendiri yang onani. Tak terasa batang kontol saya terasa menjadi basah dan napas saya menjadi tersengal sengal.
Saya berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan anak saya dan terutama atas reaksi tubuh saya seperti ini. Tony masih terus mengurut-urut batang kontolnya dan air mani yang tersisa tampak mengalir sedikit-sedikit dari lubang kencing di kepala kontolnya. Tony melumuri permukaan kontolnya dengan air mani tadi dan terus menggosok-gosok kontolnya. Kini kontol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Samar-samar saya dapat mencium bau mani yang bertumpahan karena jarak saya dengan Tony sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.
Tony tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. Kontol yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Kontol itu sekarang tampak terkulai kecil dan lemah berwarna kecoklatan, sangat berbeda dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tony kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
Seolah-olah ada yang menuntun, saya berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Saya memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh dua pria muda berkulit putih yang ditonton anak saya. Tanpa sadar saya menghela napas melihat kelakuan dan orientasi seksnya yang menyukai adegan sejenis.Sekilas bayangan betang kontolnya terlintas di mataku. Rambut jembutnya pendek tampak seperti habis dicukur. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada rambut kontol saya dan tak pernah terpikirkan untuk melakukannya. Pandangan saya beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Saya mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa saya mencium dan menjilati jari tangan saya yang berleleran dengan mani. Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi saya terbangkit lagi. Saya tidak ingin Tony curiga. Dari layar komputer saya melihat address internetnya adalah alamat gay. Saya berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama saya dengar Tony kembali ke komputernya dan saya kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian saya dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).
Lima belas menit kemudian saya pura-pura baru saja terbangun dan keluar dari kamar. Sikap Tony tampak agak canggung tetapi saya kira ia yakin bahwa kejadian tadi tidak saya ketahui. Saya sendiri bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
Sejak saat itu saya merasa ada perubahan luar biasa pada diri saya. Sebelumnya saya melakukan hubungan sex dengan istri hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Tony melakukan onani didepan computer membuat saya menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex. Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa. Anakku menjadi homoseks kah?. Apa yang dilakukan anak saya membuat saya shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru kejadian itu membangkitkan nafsu birahi saya yang menyala-nyala. Tony yang selalu saya anggap anak masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata saya wajah Tony dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang kontol yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang kontolnya. Ya Tuhan .. , KONTOL itu adalah milik anak saya.
Sejak kejadian itu saya sering terbayang kontol Tony yang sedang memuncrat - muncratkan air maninya. kontol yang kaku itu tidak berukuran besar, menurut saya tidak terlalu panjang dan besar menurut usianya. Tetapi yang tidak dapat saya lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu kontol itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi saya mendidih, dan itu membuat saya bingung dengan orientasi seks saya ini.
Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, saya mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Saya sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain. Tetapi sejak mengenal “Cerita Dewasa” saya mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Tony onani, saya mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa” Tentu saja itu saya lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Pembantu saya, setelah melakukan tugas didalam rumah, biasanya selalu mendekam dikamarnya. Tony belum pulang dari sekolahnya. Saya hanya berdua dengan Sandy yang biasanya lebih senang bermain di kamar tidur.
Saat itulah saya mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa” Saya tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Saya membuka - buka gambar cowok telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kejantanannya.
Pada hari itu saya mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam saya berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki dengan sesama lelaki bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tentunya tidak pernah saya praktekkan sebelumnya. Ada pria yang menghisap kontol berukuran sangat besar hingga kontol itu memuntahkan air maninya. Astaga, pria itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.
Sejak saat itu setiap hari saya menjelajahi internet. Saya mempelajari semua bentuk sex yang ada di situs-situs itu. kontol orang negro yang hitam legam dan panjang agak mengerikan bagi saya, tetapi juga membangkitkan birahi saya. Membayangkan kontol hitam panjang itu, panas dingin saya membayangkannya. Yang betul-betul baru buat saya adalah anal-sex. Saya meraba-raba dubur saya dan berpikir apakah tidak menyakitkan. Tetapi pria-pria tampan dengan lubang dubur yang menganga dan tertembus kontol itu tampaknya terlihat nikmat nikmat saja.
Tetapi yang paling membangkitkan birahi saya adalah persetubuhan pria-pria Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi saya, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Saya memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit saya cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi saya melihat semacam ada kesamaan antara diri saya dengan pria Jepang itu walau tentunya kulit saya tidak seputih mereka. Yang agak surprise adalah ukuran kontol pria Jepang yang cenderung sama dengan ukuran saya.
Saya juga mendapatkan suatu situs video anak kecil, di mana anak muda Jepang mengisap kontol hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Saya selalu panas dingin melihat itu, dan tanpa sadar saya membayangkan lagi kontol kecil Tony yang tegang dan memuncratkan air maninya.
Kehidupan sex internet yang paling memabukkan saya adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita Dewasa” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Saya sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak saya sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat saya agak histeris adalah cerita sex antara sesama pria, hingga orang yang masih sedarah. Mungkin ini karena perasaan saya terhadap Tony anak saya. Di situs lain, saya pernah membaca cerita sexual antara anak dengan ayahnya. Saya sampai tertegun membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa saya berniat menyetubuhi anak saya sendiri, saya takut atas akibatnya. Namun tidak dapat saya pungkiri, bahwa saya terkadang membayangkan kontol Tony yang sangat kaku itu. Saya selalu menekan perasaan ini, tetapi pada saat sama saya juga tak berdaya. Saya mulai membayangkan laki-laki dari keluarga dekat saya, ipar-ipar saya. Saya kira kejadian berikutnya yang akan saya ceritakan adalah kejadian yang tidak dapat saya hindarkan. Saya begitu rentan dan sejujurnya sangat menikmati apa yang saya perbuat.
Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian saya memergoki Tony beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang Tahun Baru. Saya baru saja selesai sholat Ashar. Sebelumnya saya baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” Dengan shalat saya merasa agak tenang. Pada saat shalat itu akan selesai, saya mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu saya selesai.
Sesudah selesai shalat saya intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Ia adalah anak dari adik saya Bardy . Ia berumur kira-kira 18 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 167 cm. Dia baru kuliah di salah satu PTN di Malang. Melihat Budi di luar saya jadi agak terburu-buru.
Karena terburu-buru dan tanpa saya sadari, saya hanya celana pendek saja. Apa boleh buat saya tidak dapat membiarkan Budi menunggu saya didepan rumah terlalu lama.
Saya membuka pintu. Budi tersenyum melihat saya walaupun saya tahu dia agak heran melihat saya Cuma pakai celana pendek..
"Apa kabar Om Erwin", sapanya, "Saya membawakan titipan pakaian dari Papa, untuk Sandy ".
"Eh, ayo masuk Bud, baru dari kampus ya ?", dan saya persilakan dia masuk.
Saya lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja. Sambil duduk di sofa ruang tamu, kami ngobrol. "Mana anak-anak, Om ?", kata Budi lagi.
"Tony sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam" kata saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa kami hanya berdua saja.
Saya duduk di sofa di seberang agak ke samping dari kursi sofa yang diduduki Budi.
"Apa kabar papamu, Bud", tanya saya.
"Papa beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah", kata Budi.
"Bagaimana Tony, Om ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?", Budi balik bertanya.
"Yah, si Tony sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus", saya jawab.
Tiba-tiba Budi bilang " Wah, kayak-kayaknya Tony semakin getol main komputernya yah Win, kan sudah hampir SMA". Deg perasaan saya, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Tony saat ia beronani di depan komputernya.
"Eh, kenapa Om, koq kaya seperti orang bingung sih ?", Budi melihat perubahan sikap saya.
"Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Tony memang sering sekali main komputer." kata saya. Saya mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Saya merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu saya menawarkan minum pada Budi, "Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?".
"Kalau tidak merepotkan, saya minta kopi saja deh", kata Budi. Saya tahu, Budi memang paling suka minum kopi.
Saya bangkit berdiri dari sofa. Tanpa saya sengaja, walaupun sekilas, saya melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha saya, dan tampak agak gugup. Ataukah ini hanya perasaanku saja.
"Tunggu sebentar ya..", kata saya ke Budi. Sebelum membuat kopi untuk Budi, saya ke kamar tidur dulu untuk menengok Sandy. Anak saya Sandy masih tertidur nyenyak dengan damainya. Saat menuju ke kamar saya melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi menurut perasaanku pula, tampak ia mencuri pandang ke arah saya. Menyadari ini saya merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh saya terasa seperti dialiri perasaan hangat.
Saya merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan video sex di internet melingkupi saya. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan.
Saya jadi tidak bisa berpikir jernih. Saya berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya muncul ide nakal dan saya putuskan, saya akan melakukan sedikit permainan, dan kita lihat saja apa nanti yang akan terjadi.
"Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang saya buat dulu kopinya." kata saya. Saat itu saya tidak ingat lagi akan anak dan hubungan keluarga dengan Budi ini. Pikiran saya sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.Saya berpikir untuk menggoda Budi.
"Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin", kata saya.
"Oh, ya, ya, terima kasih", kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas.
"Apa tidak berbahaya terlalu banyak minum kopi, nanti ginjalnya kena", tanya saya untuk mengisi pembicaraan.
"Memang sih, tetapi saya sudah kebiasaan", kata Budi. Lalu aku menghidupkan komputer dan mulai ngobrol sambil membuka situs-situs dewasa Sekitar tiga menitan saya memancing Budi dengan masuk ke situs-situs dewasa. Saya mulai gelisah dan merasa terangsang saat terus menerus memperhatikan tubuh gambar di situs porno itu.
"Hemmhhh ..", saya mendengar Budi menghela napas.
Kami terdiam beberapa saat. Secara perlahan saya merasakan kontol saya mulai berdenyut. Suasana ini membuat saya mulai terangsang.
Entah karena kamuflase atau fatamorgana, pandangan saya tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dadaku. Saya melirik dan melihat mulai ada tonjolan di celana dalam Budi. Dada saya berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Saya tidak sanggup mengalihkan pandangan saya dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat saya mengejang. Saya merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka saya terasa memerah. Saya yakin Budi pasti menyaksikan saya memandangi tonjolan kontolnya disela-sela mengganti browse gambar-gambar porno di komputer.
"Ehhheeehh", terdengar desah Budi. Aku seolah semakin terbuai fatamorgana dan khayalanku. Ataukah ini memang nyata, dimana aku merasa tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha Budi. Ohhhh .., saya lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Saya merasakan nafsu yang menggejolak dan punya keinginan untuk meremas tonjolan itu.
"Eh .. Om, kenapa Om? Kok kayaknya pucat lho", astaga suara Budi terdengar gemetar.
"Ah.., Budi .., enggak ... apa-apa kok", suara ku terputus-putus, wajahku agak tersipu, merah dan tampak pucat.
"Itu kok di celana Om ada tonjolan, memangnya Om kenapa?", kata saya sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celana dalamku. Ahh, Aku nampak malu sekali waktu Budi mengucapkan itu, tapi nafsu saya mengalahkan semua pikiran normal.
"Ehh.., euuuh., oh yahh ., Kok Om suka lihat gambar dan video seperti itu" kata Budi jujur sambil terbata-bata. Saya paksakan diri untuk mengatakan.
"Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat situs ini?".
"Ahh, ……" terbata-bata budi mau menjawab.
Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah saya.
"Bud, . eh Om mohon mohon maaf, tapi Om tidak sanggup menahan ini semua…karena Om….Ommmm…. " terputus-putus aku meneruskan pembicaraan. Budi terlongong-longong saja mendengar pembicaraanku..
"Kenapa Om...", Budi nampak kebingungan.
Dengan segala keberaniku, kupegang tangan kanan Budi dan mengusap-usapnya dengan lembut. Ku angkatnya tangan Budi dan kuciumi dengan lembut.
Budi nampak terkejut. “Ehh..Om.ada apa Om..”tanya Budi terpatah.
“Budi diam saja yah…Nurut saja. Kita tiru adegan yang di situs itu”perintahku. Kulihat Budi terdiam.
Saat itu aku mulai mengelus, aku terbuai dan terangsang berat. Tiba-tiba saja dengan segala keberaniaku, kuletakkan tangan saya tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan saya terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa kontol Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan saya.
"Eehhmm." Budi mendesah. Tanpa terasa saya mulai meremas-remas tonjolan itu, dan kontol batang Budi terasa semakin bergerak-gerak.
"Oooh Om, eeehhhmmm ... ohhgg, anu..anu….", Budi mengerang.
"Diam saja..terasa enak kan???", bisikku dengan suara gemetar.
Saat itu tidak hanya birahi yang melanda saya ..
Kuberanikan diri meraba dan mengelus seluruh tubuh Budi hingga bermuara ke daerah selangkangan. Saya benar-benar terbuai. Saya tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari luar celana, tetapi kedua lengan saya sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata Budi terpejam erat-erat menikmati cumbuan.
"Aaauungghh .. ooohhhh...", Budi mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, "Heeeghh... hhnghh", ia mulai mendesah-desah.
Ternyata remaja ini sepertinya terangsang berat. Entah sudah berpengalaman, ataukah ini memang pengalaman pertamanya.
"Aaauungghh .. ooohhhh...", Budi mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, "Heeeghh... hhnghh", ia mulai mendesah-desah.
Ternyata remaja ini sepertinya terangsang berat. Entah sudah berpengalaman, ataukah ini memang pengalaman pertamanya.
Tiba-tiba aku menghentikan aktivitasku, "Budi, pakaiannya saya buka yaahh". Tanpa menunggu jawaban dia, aku mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Kulepaskan bajunya. Sekarang Budi tergolek bersandar di sofa hanya dengan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas. Ia kini kutanggalkan seluruh bajunya. Celana panjang kupelorotkan ke bawah dan kulepas bersama dengan celana dalamnya.
Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki kontol yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. Kontol itu berwarna coklat kemerahan
"Indah sekali badan Budi. Putih sekali", kataku memuji. Kuusap-usap perutnya. Budi semakin pasrah dan terpejam matanya.
Kuciumi lembut perutnya dan kujilati pusarnya. Budi merasakan geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kontolya.
Sambil aku gosok selangkangannya, aku berusaha menyusupkan tanganku untuk meraih alat kontol Budi. Budi sedikit tersentak, namun dengan tersenyum aku menganggukan kepala. Aku kocok batang kontol Budi dengan pelan. Sementara karena mulai terangsang, Budi mengerang-erang dan tangannya mulai beraksi.
Secara refleks, tangan Budi menggerayangi badan saya. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek saya. Merinding nikmat terasa tetek saya. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek saya. Saya mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Lalu aku sorongkan tetek ini ke mukanya. Tepat di mulutnya, kusentuhkan. Budi terkejut dan terpana. Aku gesekkan pentil kanan ke mulutnya. Budi membuka dan mulai menjilatinya pentil tetek yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas dadaku. Saya tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh saya menggeliat-geliat liar. Lalu Budi berpindah ke pentil saya yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil saya sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua dada saya. Perasaan nikmat membakar nafsu saya dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke alat kontol saya. kontol saya terasa basah kuyup oleh cairan precum yang keluar. Saya mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, "Oooohh Buuuud.."erangku.
Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam saya. "Ahhh, Om Erwin celananya sudah basah sekali", kata Budi. "Enghh, iya Buud.., Om Erwin sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali", kata saya. Tepat di bagian kontol saya, jari-jarinya membelai-belai batang kontol saya melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang kontol saya. Saya tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang-erang. Kemudian Budi menarik dan melepas celana saya.
Kini gantian saya yang menyerang Budi. Kusandarkan dia di sofa dengan tanpa busana sama sekali. Kubuka kedua belah paha Budi.
"Lebat sekali Bud", Aku menimpali bulu kontol Budi. Batang kontol Budi kini teracung keras. Saya merasa ada cairan precum bening merembes keluar dari kontol Budi. Saya sudah sangat terangsang. Aku berlutut di lantai dan ohhhhh, kuciumi kontol Budi.
"Ahh, Budd…", aku mengerang semakin terangsang.
Kujilati kontol itu, mulai dari ujung hingga ke batangnya. Ada perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi sedang Budi hanya menikmati yang aku lakukan. Kujilati batang kontol berwarna coklat itu, sambil sekali-sekali kujulurkan ke lubang kencingnya. Ujung lidahku menjelajahi seluruh permukaan batang hingga kedua buah biji pelernya, terus berganti-ganti. Sementara tangan Budi meremas-remas selangkangan saya dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi remasan tangan Budi di kontol saya. Kenikmatan semakin memuncak di kontol saya, dan terasa naik hingga ke perut dan otak saya.
Saya tidak mampu lagi menahan rangasangan hebat itu. Lalu saya ubah posisi. Kedua kaki saya buka dan saya pegang kepala Budi. Lalu dengan secepat kilat kujepit kepala Budi dengan tangan. Dan saya tarik sekuat-kuatnya kepala Budi hingga mulutnya mengarah ke kontol saya. Saya gosok-gosokkan mukanya ke kontol saya. "Oooh, Buuud, Om Erwin terangsang sekali, ooooohhh ..., nikmat sekali, oohhhh" saya menjerit dan mengerang tanpa saya tahan lagi. Ternyata Budi mengerti dan membuka mulutnya, lalu perlahan dikulumnya kontol saya. Dimaju mundurkan mulutnya meski belum mahir mengoral. Tetapi rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk batang kontol dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh saya terasa mengejang beberapa saat.
Kini gantian, aku raih kembali kontol Budi. Astaga, sesaat aku mulai mengocok-kocok kontol itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut - kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa saya sadari, tangan saya menjulur maju dan membelai kontol itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Saya remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, saya peras-peras kepalanya. Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya.
"Ahhhhh, jangan Om Erwin, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar", bisiknya sambil mengerang.
"Saya mau keluarkan di dalam mulut Om Erwin saja, boleh yahhh Om ?", kata Budi lagi.
"Ahh, iya, Buud ..”kataku setuju.
Namun aku ingin merasakan hal lain, seperti di dalam site video porno itu.
Kontol yang keras itu saya tarik dan tempelkan persis di depan lubang pantat saya. Tidak sabar saya rangkul pantat Budi, saya jepit pula dengan kedua kaki saya, dan saya paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang pantat saya terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding anus saya terasa meregang. Kenikmatan mendera kontol saya kembali. Kontol Budi itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang anus saya sudah tercapai, tetapi kontol itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah saya merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Saya hanya tergolek menikmati kebesaran kontol itu. Budi mulai meremas-remas dada saya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kontol itu mengenjot lubang anus saya keluar masuk dengan cepatnya. Saya tidak mampu menahannya lagi, orgasme melandaku dengan cepat. Sedikit spema muncrat berbarengan dengan rasa nikmat yang luar biasa. Aku tahan dengan sekuat tenaga agar sperma tidak muncrat semuanya. Sementara kontol Budi itu tetap keluar masuk lubang anusku dan dipompa dengan cepat serta bertenaga oleh Budi.
"Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..". Saya merengek-rengek karena nikmatnya.
"Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar Om ..", kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. "Ahhhuuuggh, saya keluar Oomm", erang Budi tertahan-tahan. Kontol Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, saya merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam lubang anus saya seolah tanpa henti. Budi memeluk saya erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam lubang anusku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk saya. Sesaat aku mulai meraih kontolku sendiri. Lalu aku kocok-kocok kontolku, sambil menggoyang pantatku. Kontol Budi masih tertanam di lubang anusku, dan masih kurasakan batang kontol itu mash mengeras. “Om juga ingin keluar, tolong kamu pompa dan sodomi Om dengan sisa tenagamu” Aku memohon.
Budi menggerakkan pinggulnya menyodok lagi lubang anusku. Aku sibuk mengocok kontolku ingga akhirnya crottt.croottt…spermaku dengan tujuh semburan mucrat membasahi sofa rumahku. Aku merasa sangat lega sekali, erasakan kenikmatan yang luar biasa. Budi menghela napas panjang.
"Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, ... tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih Budi". Kuciumi muka Budi. Saya tidak dapat berkata apa-apa. Air mata saya menetes keluar. Saya sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi saya juga menikmatinya sangat mendalam. Saya masih terus didera nafsu sex setiap hari. Saya masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet.
wah seru, ma akuw dongat sama2 d malang, 25th emailnya apa?
ReplyDelete